Selasa, 14 Juli 2009

Perempuan Terbuang

Berdiri menanti berjam-jam bahkan mungkin seharian
Bertahan hidup antara dosa dan mimpi yang terus membayang
Antara pengakhiran dan perjuangan menafkahi keturunan
Aku tak tahu apakah mereka untuk menyambung hidup ?
Ataukah berpesta foya untuk menyumbang hidup yang sementara
Garis merah yang semakin kabur sebagai penghibur

Perempuan bergincu yang telah terbuang rasa malu
Kegetiran diantara manis senyuman diciptakan
Kegenitan diatara himpitan hidup dan ratapan duka nestapa
Kerlingan mata diantara kubangan air mata

Setiap mata menatap dan mereka menunggu penuh harap
Ini adalah mangsa yang harus dimanfaatkan
Ataukah hanya mainan sebentar untuk kemudian dilupakan
Tak peduli harga diri yang sudah lama mati
Yang penting tuan sayang memberi uang untuk kepuasan

Setiap dengus napas pelanggan berarti nasi sehari untuk anak mereka
Setiap erangan kenikmatan pelanggan adalah air sepanci untuk keluarga mereka
Setiap cucuran keringat pelanggan adalah kebutuhan pendidikan kemudian
Setiap kelelahan pelanggan adalah kesehatan jangka panjang
Setiap akhir pertunjukan adalah tabungan hari tua

Lorong hitam dosa terus mengumandang ditelinga mereka
Cacian dan makian dari sesama adalah sarapan yang menjadi kebiasaan
Dan kejaran siksa akhirat selalu melekat erat didalam benak
Mereka pasrah semoga mati dalam khusnul khotimah

Hatiku menjerit...kapankah penderitaan mereka berakhir
Tak seperti perempuan panggilan yang mengubar nafsu setan
Harta didapatkan dengan sedikit gesekan dari lelaki bajingan
Mereka tak kekurangan ...yang ada adalah kerakusan
Melahap semua pesta dunia yang mereka impikan

Sekali jalan .... perjalanan hidup sebulan bisa bertahan
Namun mereka masih terus “bekerja” menambah harta
Sesungguhnya harta mereka adalah semu belaka
Karena jiwa dan hati tak bisa dipungkiri dan dikhianati.

Jakarta 29 Mei 2006
Kesedihan akan Perjuangan Hidup Perempuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar