Kamis, 14 Mei 2009

Nyanyian Sang Pujaan

Kala temaram menyimbah seluruh ragha yang lelah
Dan lembayung senja siap menjemput rembulan di peraduan
Terbesit cahaya mentari menyingkap diantara gumpalan awan
Sementara sang siang sudah penuhi tugas temani sang Bumi seharian
Angin timur terasa dingin hanyut menyentuh pori permukaan
Seakan hadirkan daya baru yang tercipta seketika

Hari itu..............
Nuansa terasa memberi arti tersendiri bagi insani
Setelah seharian berjibaku dengan keringat dan semangat
Tersungging senyum penantian sang pujaan yang selalu dinantikan
Lambungkan angan hingga terasa jarak sehasta diantara
Dan genggaman tangan seolah ada dalam pelukan yang tak mungkin dilepaskan
Tak sabar menanti untuk merajut benang kasih abadi

Wahai .........Sang Putri Mawar.........
Tebarkan wangimu diseluruh raghaku
Hingga yang tercium hanya wangi dan keharuman seisi taman
Tak ada lagi sececer belenggu noda yang merusak suasana
Apalagi seonggok onak yang meracuni hingga darah tak memerah
Biarkan aku menghirup kenyaman dalam sebuah ketenangan

Sang Putri Mawar..........
Wangimu tetap abdi kala malam datang menjelang
Ataupun subuh mulai mengayuh menyeberang siang
Tak lekang seperti sedap malam yang lenyap sesat
Ataupun kemboja yang wangi ditempat peraduan sepi

Jakarta 18 Januari 2002
Rindu akan Pujaan Hati “Mawar Merah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar